
BURUNG PLECI, kebanyakan orang di tanah air menyebutnya dengan nama Pleci.
Salah satu burung berkicau yang saat ini banyak di cari pecinta burung di tanah
air. Burung kicau mungil ini mempunyai sebutan burung kacamata, yang menurut
bahasa Yunani adalah Zosterops atau memiliki arti sabuk mata.
Menurut wikipedia, burung mungil ini memiliki kurang lebih 73 spesies
di seluruh dunia. Jumlah yang cukup banyak untuk jenis burung berkicau. Untuk
di Indonesia sendiri, burung ini banyak tersebar di daerah Jawa, Sumatera dan
Kalimantan. Biasanya hidup di semak belukar, hutang mangrove, hutan tropis dan
sub tropis.
Burung kacamata ini biasa mengkonsumsi serbuk tumbuhan, buah-buahan dan
serangga kecil dengan paruh lancipnya. Kebiasannya hidup bersama-sama dengan
jumlah yang sangat banyak atau bergerombol, burung ini dalam kehidupan di alam
bebasnya hinggap di pohon-pohon yang cukup tinggi dan rimbun, seperti pohon
dadap dan pohon langsat.
Burung dengan khas dada kuning ini memiliki ciri-ciri yang sangat unik.
Selain tubuhnya yang cukup mungil, yaitu berukuran sekitar 10-11 cm, sangat
mungil untuk ukuran burung berkicau, burung ini juga memiliki kelincahan yang
sangat luar biasa.
BURUNG PLECI GACOR
Burung ini ketika sudah terlatih di dalam kandangnya mampu melakukan
gerakan salto sekaligus mengeluarkan kicauan yang nyaring dan menarik. Khasnya,
kicauannya berupa desisan seperti nada kontak yang tinggi di antara anggota
kelompok dan suara yang tajam. Selain itu, ada juga istilah gacor untuk jenis burung
kacamata yang sudah jadi.
Ciri-ciri lain burung ini adalah kedua area
matanya, terlihat mata bulat yang melingkar sempurna, dan dihiasi warna putih
dan garis hitam. Bulunya didominasi warna kuning cerah tajam dan kuning zaitun
pada bagian atasnya, berbalut warna abu-abu dan putih. Tidak salah, kalau
akhirnya sering disebut juga dengan sebutan burung kacamata, atau burung sabuk
mata.
Burung sabuk mata ini adalah burung berkicau yang
sangat murah harga bakalannya. Karena kemurahannya, banyak breder-breder pemula
yang menggunakannya sebagai alternatif dalam memulai memelihara burung
berkicau.
Selain murah, jenis Zoosterops ini juga sangat
mudah untuk di pelihara. Karena sifat adaptasinya yang sangat cepat, mudah
berpindah kandang tanpa stress berlebihan, sehingga burung ini menjadi favorit di
kalangan penikmat burung berkicau.
Selain ramai diperbincangkan secara langsung oleh
pecinta burung kicau. Burung ini juga menjadi primadona yang laris dibicarakan
di jagat online. Facebook, twitter, whatsapp, BBM, dan lain sebagainya. Anggota
komunitasnya berjumlah sangat banyak dan sudah tersebar luas di daerah-daerah.
Dengan banyak berdirinya komunitas-komunitas lomba pleci,
dan adanya forum-forum jual beli yang mengakomodir kebutuhan pecinta burung mungil
ini. Menjadi sangat wajar ketika pecinta burung ini menjadi bertambah setiap waktunya.
JENIS JENIS BURUNG PLECI
Untuk lebih memperdalam pengetahuan kita tentang
jenis-jenis burung sabuk mata yang ada di Indonesia, berikut akan kita ulas
beberapa jenis burung dengan nama latin Zosterops ini :
1. Burung pleci Jawa atau Pleci Dada Kuning Mata Putih (Pleci Dakun Maput) dan Pleci Dada Kuning Mata Cokelat (Pleci Dakun Macok)
Burung pleci jawa atau sebagian besar
komunitas burung mania biasa menyebutnya dengan sebutan Pleci lokal dan ada
juga yang menyebutnya Pleci Dakun maput, sebutan yang artinya memiliki dada
kuning dan mata putih. Seperti ciri-ciri asalnya.
Dan karena dalam kehidupannya yang berkoloni, jenis mata putih dan mata cokelat ini banyak berbaur bersama-sama. Rasionya banyak jenis burung kacamata ini yang berwarna cokelat, atau biasa disebut Dakun Macok, lebih banyak dari pada yang bermata putih (maput).
Dan karena dalam kehidupannya yang berkoloni, jenis mata putih dan mata cokelat ini banyak berbaur bersama-sama. Rasionya banyak jenis burung kacamata ini yang berwarna cokelat, atau biasa disebut Dakun Macok, lebih banyak dari pada yang bermata putih (maput).
Burung
dada kuning jawa atau Zosterops falvus masih masuk dalam kerabat Zosteropideae,
Pleci dakun maput dan pleci dakun macok banyak ditemukan di Indonesia dan juga
bisa kita temukan di Malaysia.
Z Falvus Jawa
menyukai hidup pada habitat hutan-hutan dataran rendah teriklim tropis dan
subtropis, hutan mangrove, semak belukar. Burung jenis ini untuk di pulau Jawa
banyak ditemui di daerah Kudus (Muria).
Ciri-ciri burung
sabuk mata jawa ini memiliki ukuran tubuh sekitar 10 sampai dengan 11 cm, badan
Pleci jawa didominasi warna hijau pada bagian atas tubuhnya, sedangkan bagian
dada berwarna kekuningan. Selain itu, ciri lain dari Z Falvus yaitu warna iris matanya yang berwarna putih sesuai dengan
namanya Maput = mata putih dan Macok = mata cokelat, sementara warna paruh dan
kaki hitam legam.
Burung dakun
maput dan dakun macok ini mulai langka, dikarenakan banyak diburu untuk
dijadikan burung bakalan andalan. Burung kacamata jenis ini memiliki tipikal
petarung dan pemberani, sehingga banyak pecinta burung menjadikannya sebagai
andalan untuk diikutkan dalam lomba kicau burung mania. Burung mungil jawa ini memiliki
kicauan yang nyaring kristal dan melengking tinggi pada nada panggilannya.
2. Burung Pleci Auriventer
Burung sabuk mata jenis ini memiliki ciri warna dada keabu-abuan. Sedikit berbeda dari jenis burung dakun macok dan dakun maput diatas. Sementara itu, untuk warna punggungnya berwarna hijau tua.
Jika diperhatikan warna putih pada lingkar mata Auriventer terlihat sangat tajam dan tebal dari semua jenis burung kacamata. Perbedaan yang sangat mencolok dari burung jenis ini adalah lebih besar ukurannya dari jenis Zosterops lainnya.
Ciri lain
adalah karakter suara Auriventer pada nada lengkingannya terdengar tajam dan
cenderung agak-agak ngebass dan keras. Di alam bebas, Burung pleci auri
biasanya hidup dalam koloni-koloni kecil antara 2-6 ekor tiap koloninya,
biasanya Auri hidup berkoloni hanya dengan jenis Auriventer juga dan enggan
bergabung dengan Zosterops jenis lainnya. Kita akan mudah menjumpai koloni Auri
di daerah-daerah pesisir pantai dan hutan-hutan bakau.
Jenis burung
dengan nama latin Zosterops Palbebrosus Auriventer ini memiliki wilayah
sebaran dari Myanmar, Thailand bagian barat, Malaysia, Singapura. Sedangkan di
Indonesia, auriventer dapat kita jumpai di daerah Sumatera, Kepulauan Riau,
Pulau Bangka, Kalimantan hingga Kepulauan Natuna.
Burung pleci Buxtoni
Jenis
kacamata ini tergolong yang paling kecil dari semua jenis burung kacamata.
Burungdengan nama latin Zosterops Palbebrosus Buxtoni memiliki ciri warna bulu
hampir sama dengan jenis auri, bedanya terdapat warna kuning menyerupai garis
di bagian dadanya hingga perut, sedangkan sisi atas bagian tubuhnya berwarna
sedikit lebih gelap.
Memiliki
ukuran dan panjang tubuh yang lebih kecil dibandingkan jenis Auriventer.
Buxtoni memiliki karakter tubuh lebih mirip dengan jenis burung dada kuning
mata coklat atau mata putih lainnya, dengan tipikal lebih gempal, atau berisi.
Suara
buxtoni hampir mirip dengan burung sabuk mata jenis dada kuning, hanya saja
suaranya terdengar lebih kecil namun nyaring. Untuk
wilayah penyebaran dan habitat, burung jenis buxtoni di Indonesia dapat kita
jumpai di Pulau Sumatera, Pulau Jawa meliputi Jabar, Banten dan Bogor.
4 Burung pleci Montanus
Zosterops
Montanus adalah salah satu spesies burung dada kuning yang memiliki sub spesies
terbanyak. Dalam sebutan literatur internasional, burung ini bernama oriental mountain
white eye. Jenis ini memiliki 9 sub spesies untuk burung sabuk mata Montanus.
Tersebar sepanjang daerah Jawa Timur, Jawa Tengah sampai Jawa Barat.
Sebutan
untuk burung jenis Montanus sangat beragam. Di beberapa tempat ada yang
menyebutnya sebagai Pleci Dada Putih, Pc Gunung, Pc Putih, Pc Super, Pc Kapur
dan lain sebagainya.
Jenis
burung ini biasa dipanggil dengan nama monty. Memiliki ukuran tubuh lebih besar
dibanding dengan jenis auri dan buxtoni yaitu sekitar 11 cm. Warna bulu bagian
perutnya berwarna putih keabu-abuan sedangkan bagian tubuh lainnya berwarna
hijau dengan corak kecoklatan.
Sedangkan
warna tenggorokan dan tunggirnya berwarna kuning, kemudian iris mata monty
berwarna putih. Ada juga monty yang warna bagian dadanya terdapat garis kuning
seperti Buxtoni, namun yang membedakan antara keduanya jelas pada ukuran tubuh
dan iris matanya.
Burung
kacamata montanus ini termasuk jenis burung kacamata yang cukup aktif dan
tergolong agresif dibanding jenis burung Zoosterops lainnya, jika berada di
alam bebas dalam mencari makan biasanya akan terdengar bising oleh suaranya,
disebabkan dalam berkoloni mencari makan
berupa serangga dan ulat-ulat kecil.
MEMBEDAKAN BURUNG JANTAN DAN BETINA
Setelah mengetahui jenis-jenis burung sabuk mata yang
banyak beredar di pasar-pasar tradisional. Berikut ini, sedikit ulasan tentang
cara membedakan burung dada kuning Jantan dan Betina ini. Pilihan berikut perlu
dilakukan untuk mendapatkan bibit burung dada kuning unggulan, sehingga ketika
kita pelihara bisa mendapatkan hasil maksimal, yaitu Ngriwik, ngalas, ngeroll dan
akhirnya Ngeplong.
Untuk mencari bakalan, burung kacamata ini biasanya
dijual murah di pasar-pasar burung, dan pasar tradisional. Terkadang bakalan
burung imut mungil ini ditemukan di pasar burung dengan status ombyokan.
Ombyokan maksudnya, dalam satu keranjang besar,
akan berisi puluhan hingga ratusan bakalan burung zoosterops ini. Untuk memilih
bakalan, perlu ketelitian dan keawasan mata kita. Meskipun murah, kalau sampai
salah memilih juga akan merugikan waktu kita dalam memeliharanya. Tetapi kalau
beruntung, kita akan mendapatkan bakalan burung kicau murah dengan kualitas
super.
Dalam kenyataannya, memilih burung sabuk mata ini
pasti akan cenderung ke jenis kelamin Jantan. Ini dikarenakan burung dada
kuning jantan memiliki suara yang lebih jelas, nyaring, dan pasti memiliki lagu
terbaik untuk dijadikan gacoan pada saat lomba.
Meskipun untuk mengetahui jenis kelamin burung dada
kuning ini sangat relatif, tetapi ada beberapa ciri yang bisa dijadikan sebagai
pijakan awal ketika memilihnya.
Ciri Burung Jantan
- Ukuran tubuhnya sedikit lebih besar dibandingkan betina dan terlihat lebih panjang.
- Pada bagian mata, lingkaran berwarna putih tampak lebih tebal. Klep mata terlihat putus-putus dan tebal bagian bawah
- Pada saat kita meniup di bagian bawah ekor, kita akan menyaksikan kloaka yang terlihat lebih menonjol, dan banyak ditumbuhi bulu.
- Ekornya lebih panjang dibandingkan burung betina dan bentuknya tampak lancip seperti huruf "V".
- Ukuran kepala burung jantan biasanya lebih besar dibandingkan dengan jenis betina, dan kelihatan tampak bulat.
- Memiliki paruh yang tidak begitu panjang akan tetapi cenderung pendek.
- Warna bulu lebih tegas dan jelas.
- Di tenggorokan burung jantan terdapat warna hitam di rongga kanan dan kirinya.
- Memiliki gerakan yang lebih lincah dan responsif
- Ekornya lebih pendek daripada pejantan, alias ekor jenis betina tidak terlalu panjang.
- Memiliki lingkaran berwarna putih di bagian mata, dan kelihatan lebih tipis.
- ukuran tubuhnya lebih kecil apabila dibandingkan dengan burung jantan.
- Ukuran kepalanya tidak terlalu besar dan tidak tampak bulat seperti yang terlihat pada burung dada kuning jantan.
- Warna bulu tidak secemerlang pejantan dan cenderung tampak lebih kusam.
- Bentuk tubuhnya tampak bulat dan kakinya tidak terlalu panjang.
- paruh tampak lebih pendek dan hampir sama dengan pejantan
- Di bagian tenggorokan, burung betina tidak terdapat warna hitam atau biasanya kita hanya menemukan warna merah muda (pink).
- Gerakan burung dada kuning betina lebih santai tidak segarang pejantannya.
Selain memilih jenis kelamin. Ketika akan mencari
bakalan burung ini di pasar, ada syarat tambahan yang bisa digunakan untuk
mendapatkan hasil bibit bakalan yang bagus dan berkualitas. Yaitu memilih
bakalan burung yang berusia masih muda.
Syarat ini tidak mutlak, akan tetapi memilih burung
dada kuning jantan dan muda memiliki tingkat keberhasilan mencetak calon juara
lomba, dan tentu keinginan kita menjadikannya burung kicau yang bagus bisa
mudah terlaksana.
Beberapa alasannya yaitu, pertama, burung zosterops
muda lebih cepat dan lebih mudah beradaptasi dengan lingkungan manusia. Kedua,
bibit burung mungil ini memiliki tingkat stres yang lebih rendah dari pada burung
dada kuning ombyokan yang sudah berusia dewasa atau tua.
Ketiga, burung dakun muda lebih mudah untuk di
re-mastering atau di master ulang seperti keinginan kita. Keempat, burung dakun
muda lebih mudah dibentuk karakternya sesuai yang kita inginkan. Kelima , burung
dakun muda memiliki siklus hidup yang lebih panjang daripada yang tua.
Meskipun terkenal murah di bakalannya, akan tetapi
burung zoosterops ini ada yang mencapai level harga sangat mahal ketika sudah
mencapai TOP performanya.
Overall, untuk harga burung kacamata ini, pada
akhirnya sangat dipengaruhi oleh kualitas suaranya. Beberapa tingkatan suara
yang menentukan harga burung mungil ini di mata pecinta burung pleci mania
adalah,
Pertama, Ngriwik. Ngriwik adalah burung kicau
mungil ini mampu memainkan lagu dan isian dengan volume suara pelan. Lagu yang
di bunyikan oleh burung mungil ini , umumnya berasal dari pemasteran alami yang
terekam di Auditory Memori (otak) burung tersebut. Fase ini biasanya digunakan
burung sebagai kesempatan untuk belajar meng-aransemen lagu dengan baik dan
harmonis
Kedua, Ngalas. Ngalas adalah istilah untuk
kemampuan burung zoosterops ini melagukan suara kicauan asli burung mungil ini seperti
di habitatnya. Ngalas adalah suara ngerol asli burung ini yang terdiri dari
suara “ciw ciw ciw” yang rapat disambung-sambung dalam ketukan tempo yang
sangat cepat, naik turun nadanya cenderung ditarik-tarik berayun-ayun panjang
atau ropel atau roll.
Ketika, ngeroll. Penjelasan singkatnya, ngerol
adalah kemampuan burung mungil ini untuk berkicau secara sambung menyambung
seolah-olah tanpa terputus. Misalnya: 1-2-3-4-5-6 atau 5-4-3-2-6-1. Istilah
ngeroll disematkan pada burung kicau ini yang mampu melagukan kicauan panjang
tanpa terputus-putus, biasanya burung pleci ngeroll pada saat dia melagukan macam-macam
lagu isian.
Keempat, atau yang terakhir yaitu Ngeplong.
Ngeplong adalah istilah untuk burung sabuk mata yang mampu berkicau dengan
lantang dan keras dengan volume suara yang relatif besar.
Burung dada kuning yang sudah ngeplong ngalas, kadangkala
dia mau ngriwik jika kondisinya enjoy. Ketika ngriwik inilah akan keliatan
nyanyian isian-isian yang dia bisa respon saat dari muda, terkadang ketika sudah
sangat enjoy ngriwiknya bisa sambil teler-teler, angler. Perfect!
Akhirnya, selain sebagai burung jagoan lomba burung
berkicau. Burung ini mampu juga digunakan sebagai master isian untuk burung
kicauan jenis lain. Selain dikarenakan keluwesan suaranya, kenyaringannya
membuat penikmat burung ini menjadi terpikat.
Apalagi, ketika sudah berhasil menjadikan
zoosterops ini jagoan lomba burung berkicau. Otomatis, harga yang disematkan
pada burung mungil ini menjadi mahal. Berdampak pula kepada breder burung yang
memeliharanya, alhamdulillah mampu membuat tersenyum puas karena telah memilikinya.
